Tukang kritik sama saja dengan pembersih cerobong asap, mereke meletakkan api di bawah cerobong, dan menakut-nakuti burung layang-layang yang sedang bersarang di atas; kemudian mereke akan merangkak menaiki cerobong tersebut, diselimuti dengan berbagai kotoran, dan tidak menyisakan apa-apa selain kotoran dan coreng-moreng arang bekas api yang ia bakar sendiri, kemudian mereka akan muncul di atap rumah, seolah-olah merekalah yang membangun cerobong asap tersebut. (Longfellow)

Kita di Mata Mereka

Kritik cenderung membuat kita merasa terluka karena kita belum membiasakan diri menyikapinya secara tepat. Kita beranggapan bahwa kita tanpa cacat. Kita selalu ingin agar orang lain menerima kita sebagai teladan yang sempurna. Sementara, orang lain akan menilai kita berdasarkan standar mereka masing-masing.

Tentu saja, mereka akan menemukan kekurangan pada diri kita. Akan tetapi, sebagian besar dari kita cenderung enggan melihat secuil pun kekurangan yang ada pada diri kita. Jika seseorang secara kebetulan memperlihatkan kekurangan kitakepada orang lain, kita dengan serta-merta akan mengabaikannya dengan mengatakan:”Pernyataan tersebut sama sekali tidak beralasan dan hanya berdasarkan pada prasangka belaka”.

Jika Anda bersedia untuk memperhatikana pernyataan orang lain tentang diri Anda dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyadari kemampuan Anda sendiri, maka sangat mungkin Anda akan menemukan beberapa kelemahan yang ingin Anda perbaiki. Bersegeralah memperbaiki kelemahan Anda, maka Anda akan segera melihat tanggapan positif dari orang lain dan Anda akan menerima pujian dari banyak orang. Namun, ingat! Jangan Anda merasa tinggi hati atau sombong menerima pujian, karena manusia tidak pantas untuk menyombongkan diri.

Barang kali Anda sering membaca motto berikut di toko atau outlet-outler di mall atau disebuah perusahan: “Jika pelayanan yang kami berikan tidak memuaskan Anda, beritahu kami. Jika Anda sudah puas, beri tahu orang lain”. Pada kenyataannya, semua perusahaan besar akan berusaha menjalin hubungan baik dengan para pelanggannya, tentu dalam hal pelayanan terhadap pelanggan. Maka tidak heran jika perusahaan itu memberi jaminan kepuasan kepada para pelanggannya dan berusahan menebus keluhan pelanggan. Mereka mempertahankan sebuha sistem public relation yang secara terus-menerus berusaha memahami kecenderungan pelanggannya. Sikap peka mereka terhadap opini public akan memberi keuntungan yang berlipat ganda.

Dalam bahasa yang sederhaan, perjalanan peradaban kita sendiri telah berlangsung dengan bersandar pada kritik yang membangun. Dari waktu ke waktu kita menciptakan hal-hal yang baru serta menolak hal-hal lama. Hal ini menunjukkan seberapa pentingnya kritik yang sehat dalam perjalanan hidup kita. Tanpa adanya kritik, rasa puas diri akan berkembang dengan cepat, dan perjalanan peradaban akan menemui jalan buntu.

Lain kali, jika Anda menerima kritikan, jangan serta-merta terjebak dalam kemarahan. Sebaliknya, pikirkan dengan sungguh-sungguh bahwa Anda mampu melakukan sesuatu untuk menghilangkan penyebab munculnya kritik yang mengganggu Anda. Memang, tidaklah mudah membangun sebuah kebiasaan pengendalian diri seperti itu. Akan tetapi, seorang yang layak mendapatkan haknya tidak akan pernak takut untuk berusaha mendapatkan hak tersebut.

Belum tentu pandangan kritik yang Anda terima adalah pandangan yang benar. Mungkin saja, hal tersebut hanya sekadar menunjukkan rasa cemburu atas keberhasilan Anda. Jika hal ini terjadi, langkah terbaik yang harus Anda lakukan adalah memperlihatkan sikap bijak Anda. Kita sebagai orang yang beriman harus menunjukkan sikap baik kepada sesama, walaupun orang itu memberikan kritikan pedas kepada kita. Bukankah beda antara orang beriman dengan tidak beriman?

Kritik dapat menghilang sendirinya jika Anda menggunakan sebuah pendekatan realiatas terhadap kehidupan. Ingatlah, meskipun pekerjaan atau tindakan Anda terinspirasi oleh berbagai niat dan tujuan yang baik, tetap saja ada orang yang melempar Lumpur ke arah Anda. Jadi, Anda harus belajar dari setiap kritik yang diterima. (selesai)